Setelah sekitar menghabiskan waktu semester 4 ku di perantauan meskipun tidak lama itu, aku kembali ke Surabaya dengan keadaan mental yang lebih stabil dan lebih siap untuk menghadapi perkuliahan offline di Unair. Aku senang, excited, dan juga sedih karena pada akhirnya aku benar-benar merasakan kuliah dan ujian seperti semestinya, tapi di sisi lain sedih karena harus meninggalkan rumah.
Rumah, meskipun rumahku tidak sempurna, tetapi aku tau kapan aku harus meninggalkan urusan duniawiku di Surabaya dan tau kemana aku harus pulang. Rumah ini menjadi tempatku lahir dan besar, meskipun membernya dari tahun ke tahun semakin berkurang haha tapi tetap saja rumah ini adalah tempatku pulang. Sawah, sungai, aspal, makanan, bahkan mataharinya saja aku sangat aku sukai saat berada di rumah. Beda sekali perasaanku ketika ada di rumah dibandingkan dengan di Surabaya. Pokoknya aku senang bisa pulang meskipun di rumah pun terasa sepi tapi setidaknya ada tempat untuk bersandar dan pulang.
Oiya, ini bonus foto dari jalan dekat rumah saat senja tiba. Dulu kala aku kalau sedang sangat stres biasanya aku bersepeda melewati jalan ini karena selalu adem karena angin yang bertiup sejuk dan juga kalau pagi dan sore mataharinya bagus sekali. Oiya, di sepanjang jalan ini juga terbentang sawah yang besar sekali loh hehehehe.....
0 komentar:
Posting Komentar