14 Okt 2022

Pulang Kampung

    Merantau adalah gambaran tidak terbayangkan dalam pikiranku selama ini. 2 tahun setelah kuliah, aku habiskan melaksanakan perkuliahan online di rumah ditemani dengan laptop butut kesayanganku yang meski sudah berumur lebih dari 5 tahun dan selalu menyala dalam sehari kurang lebih selama 8 jam tetapi masih berfungsi dengan baik. Aku pertama kali menjalani rantauan ini awal tahun ini saat bulan puasa sekitar bulan April 2022. Awal-awal aku merantau, aku menangis sekali karena khawatir akan kesepian terutama saat puasa, tetapi aneh sekali setelah bertemu dengan teman-temanku, kekhawatiran itu sirna meskipun sampai sekarang masih merasakan kesepian tetapi agaknya jauh lebih berkurang daripada kekhawatiranku awal merantau. 

    Setelah sekitar menghabiskan waktu semester 4 ku di perantauan meskipun tidak lama itu, aku kembali ke Surabaya dengan keadaan mental yang lebih stabil dan lebih siap untuk menghadapi perkuliahan offline di Unair. Aku senang, excited, dan juga sedih karena pada akhirnya aku benar-benar merasakan kuliah dan ujian seperti semestinya, tapi di sisi lain sedih karena harus meninggalkan rumah.

    Rumah, meskipun rumahku tidak sempurna, tetapi aku tau kapan aku harus meninggalkan urusan duniawiku di Surabaya dan tau kemana aku harus pulang. Rumah ini menjadi tempatku lahir dan besar, meskipun membernya dari tahun ke tahun semakin berkurang haha tapi tetap saja rumah ini adalah tempatku pulang. Sawah, sungai, aspal, makanan, bahkan mataharinya saja aku sangat aku sukai saat berada di rumah. Beda sekali perasaanku ketika ada di rumah dibandingkan dengan di Surabaya. Pokoknya aku senang bisa pulang meskipun di rumah pun terasa sepi tapi setidaknya ada tempat untuk bersandar dan pulang. 

    Oiya, ini bonus foto dari jalan dekat rumah saat senja tiba. Dulu kala aku kalau sedang sangat stres biasanya aku bersepeda melewati jalan ini karena selalu adem karena angin yang bertiup sejuk dan juga kalau pagi dan sore mataharinya bagus sekali. Oiya, di sepanjang jalan ini juga terbentang sawah yang besar sekali loh hehehehe.....

Share:

5 Mar 2022

Membaca

     Pernah apa belum ya kalo aku pernah cerita kalo aku juga punya hobi lain selain berenang. Sedari kecil, aku suka sekali dengan membaca. Dulu waktu kecil, buku atau koran apapun yang aku temui di rumah, perpus, bahkan ruang tunggu bank selalu aku baca. Aku sendiri gatau alasan apa dan kenapa aku suka membaca. Ibuku sendiri sepertinya juga suka membaca karena aku juga pernah menemukan beberapa buku pinjaman perpustakaan beliau waktu masih muda yang entah mengapa belum dikembalikan sampai hari ini. Aku pribadi sendiri bisa mengatakan kalo aku sudah bisa membaca dan menulis saat masih berumur 3 tahun. Aku masih ingat salah satu momen itu di mana aku menuliskan namaku di sebuah kertas yang aku yakini saat itu berumur 3 tahun. Mukjizat ini terjadi karena kakakku yang saat itu mungkin berumur 5/ 6 tahun melakukan les membaca secara intensif di rumah. Peranku sebagai adik harus ikut memperhatikan dong!! Aku memperhatikan setiap kata-kata yang diucapkan guru les kakakku dari jarak agak jauh karena jika terlalu dekat bisa mengganggu mereka. Saat itu, (aku bahkan masih ingat sekali) aku tiba-tiba saja bisa membaca dan mengagetkan ibuku karena bisa membaca di umur saat itu ya sebuah mukjizat besar. Aku tidak serta merta langsung bisa menerima kalau aku bisa membaca di umur 3 tahun. Alasannya adalah setiap tulisan yang terlihat olehku pasti akan terbaca dan membuat kepalaku sendiri pusing dan lelah. Bahkan ada masanya aku sangat membenci kemampuan membaca terlalu dini ini. Aku tidak tahu mengendalikan apa-apa saja hal yang seharusnya aku baca dan hal yang seharusnya aku abaikan saja. Aku mendadak pusing dan jengah. 

    Waktu berlalu dengan cepat, setelah memasuki usia TK aku begitu bersyukur karena memiliki kemampuan membaca dini ini yang berarti akan memudahkan aku untuk memahami tulisan lebih dari anak-anak lain. Hal ini memicuku untuk membaca buku-buku yang aku temukan di rumah. Awalnya dari TK-SD aku hanya membaca komik dan buku-buku bergambar lainnya. Aku masih ingat sekali komik yang pertama kali aku baca adalah komik Detektif Conan yang aku temukan di rumah dan berlanjut membaca komik-komik dan cerita bergambar yang ada di perpustakaan SD. Seiring waktu, aku ingin mencoba untuk mencoba genre lain yaitu novel romance. Mungkin perasaan alamiah anak SMP waktu itu ingin mengenal cerita-cerita romansa bagai orang dewasa. Akhirnya, aku membaca novel-novel dari ibuku yang bisa dibilang salah besar karena ternyata ceritanya sangat dewasa ><. Setelah itu, aku mulai untuk membaca wattpad, yang pada saat itu tahun 2014 masih lumayan sepi bahkan aku dulu masih sempat membaca cerita Dear Nathan pada beberapa chapter. Aku juga masih hobi menunggui perpustakaan SMP untuk melihat apakah ada buku baru yang datang. Tahun itu adalah puncak-puncaknya aku menyukai membaca, mulai dari komik, cerpen, novel, wattpad aku baca semua. Tahun 2015 aku membeli novel pertamaku berjudul, "Critical Eleven" karya Ika Natassa. Buku itu aku lahap dalam waktu 3 hari, one of my favorite book of all time. Setelah itu aku banyak berselancar di website untuk membaca rekomendasi buku dan ya beberapa ada yang worth it dibaca dan ada yang betul-betul aku tidak suka. 

    Lompat ke tahun 2019-2020 di mana aku mengalami reading slump di mana keinginanku membaca semakin menurun yang mungkin ada sebab karena saat itu masa-masa ujian masuk PTN dan awal-awal kuliah yang sangat membuatku frustasi. Di tahun 2019 sendiri aku bahkan hanya menyelesaikan 1 buku. 2020 mungkin terasa lebih mending karena setidaknya aku menyelesaikan 3 novel setebal 200-300 halaman. Lumayan angin segar untuk mengakhiri masa-masa reading slump. Pada akhirnya perasaan malas membaca itu berakhir di tahun 2021, di mana aku benar-benar melahap 10 buku. Haruskan aku berterima kasih kepada novel Supernova karya Ibu Suri Dee Lestari karena telah mengembalikan semangatku membaca buku. Sampai hari aku menulis cerita ini, aku menargetkan 10 buku untuk dibaca di tahun ini. Mungkin akan bertambah seiring dengan waktu. Mungkin 15-20 kalau semangatku sepanjang tahun bertahan seperti ini. 



Supernova Series yang ditulis oleh Ibu Suri Dee Lestari


Oke cukup!! Byeee, jumpa lagi kapan-kapan kalo ada bahan untuk diceritakan <3 <3

Share: