.

 Kemarin-kemarin aku pernah tes love language yang lagi rame di twitter. Telisik punya telisik, tes pertama menyatakan love language aku adalah words of affirmation dan dipikir-pikir masuk akal juga mengingat aku jarang banget dipuji even from my family. Katanya sih, love language ini adalah komunikasi yang paling kita inginkan di lubuk hati terdalam. Mengingat ini ya emang sih karena aku juga begitu. Tapi, kemarin aku tes lagi di web yang berbeda. Emang sih words of affirmation ini masih ada tapi bukan nangkring di nomer satu, dia justru nangkring di nomer dua!! trus nomer satunya apa dong? yaps nomer satunya adalah quality time. Waduh kalo begini berarti aku pengen banget dipuji-puji di depan muka langsung dong ahahahaaha. Tapi ini juga bener sih, aku suka sama orang yang sering ketemu sama aku. Kalo orang-orang betah komunikasi lewat internet gitu, nyatanya aku ga suka. Aku akan lebih suka buat ga ngobrol atau mengirim pesan lewat internet dan sebisa mungkin ketemu terus ngobrol ngalor ngidul. Dipikir-pikir, saking validnya ini aku kalo ketemuan sama orang lain, aku ga sempet buat buka hp kecuali kalo aku dikacangin atau dianya sama-sama lagi main hp. Tapi, kayaknya buat dapetin orang sefrekuensi yang love language nya juga quality time susah ya. Kebanyakan orang sekarang kan sibuknya minta ampun dan pastinya kalo ngejalanin hubungan jarak jauh pasti aku gak betah. Mungkin, suka sih suka cuma kalo jalaninnya pasti kayak flat aja hubungannya. Kalo ketemu kan rasanya aku bisa berasa jatuh cinta lagi gitu. Mungkin ini alasannya kali ya kenapa aku suka banget ngajakin temenku main. Mungkin juga karena dulunya aku jarang ketemu orang tua yang sibuk abissss. 

Ngomongin orang tua, agaknya aku sedih juga ya. Ibuku udah jarang banget ngobrol sama aku. Waktu aku ajak ngobrol pun, beliau kayak mau gamau gitu. Emang sih i was born not to be someone's favourite person, tapi kalo sampe ibuku ga suka sama aku, aku jadi bingung harus bersikap gimana. Mungkin aja aku ini auranya negatif banget ya sampe ibuku sendiri pun gamau deket-deket. Sedih sih but life must go on. Aku harap di suatu hari nanti, entah di dunia ini atau di dunia lain aku menjadi manusia yang difavoritkan oleh orang. Gak perlu banyak-banyak, satu orang aja udah cukup buat aku.

Padahal awalnya mau bahas soal love language kok jadi merembet ke mana-mana xixi. 

Read More

Hobi

Kalian yang sedang baca ini pernah kepikiran hobi kalian apa nggak sih?? Soalnya aku hari ini kepikiran kalo hobiku ini terlampau banyak untuk dilakukan. Aku dari kecil punya hobi yang sama yaitu berenang. Mungkin hobi ini muncul karena orang tuaku terlalu sering mengajak aku berenang waktu kecil. Dulu di setiap ada kesempatan pasti orang tuaku mengajak aku untuk berenang. Di setiap kolam renang yang baru dibuka aku sering sekali diajak berenang. Ada sebuah cerita ketika selepas berenang aku yang telah mandi dan berganti pakaian dengan pakaian kering tidak sengaja terpeleset dan jatuh ke dalam kolam renang, alhasil sepanjang perjalanan aku dalam keadaan basah kuyup dan waktu itu kita pulang dengan menggunakan bis umum arah ke rumah haha dingin sih enggak cuma ya malunya itu lo sampai ubun-ubun. 

Di awal aku mengatakan bahwa hobiku terlalu banyak, ya ada lagi hobiku yaitu bermain bola, entah itu sepakbola, pingpong, basket, voli, badminton, tenis, rounders, kasti, dan permainan bola lainnya. Aku sedari kecil ini sangat menyukai berbagai hal yang menantang fisikku untuk bekerja. Aku tidak berbakat di bidang akademi tetapi justru di bidang olahraga, tapi entah mengapa justru aku tidak menjadi atlet saja. Ah, andai waktu bisa diulang aku mau menjadi atlet olahraga saja. Dulu waktu smp saking berbakatnya di bidang olahraga, aku yang tidak pernah mengetahui ada olahraga bernama lompat tinggi dan lempar cakram ini berhasil menjadi perwakilan sekolah di seleksi popda tingkat kecamatan, ya meskipun pada akhirnya tidak lolos tetapi waktu itu aku adalah anak yang berhasil menjadi puncak atas di bidang tersebut di suatu sekolah padahal olahraga itu hanya aku lakukan sekitar satu kali dalam setahun dan aku tidak pernah berlatih untuk mengasah kemampuan. Untuk membuktikan bahwa sebenarnya aku ini sangat berbakat di olahraga adalah ketika aku hanya mengamati orang-orang di sekitar untuk bisa mempraktekan gerakan renang. Berbeda dengan kakakku yang pada masa kecilnya dilatih berenang, aku hanya memperagakan apa yang orang tuaku lakukan dan hasilnya ya lumayan bagus karena ternyata aku bisa berenang. 

Hobi lain selain olahraga adalah membaca buku dan mendengarkan musik. Sudah disinggung di tulisan sebelumnya bahwa aku sangat menyukai musik dan sering mendengarkan musik dibuktikan dengan banyaknya musisi yang aku sukai. Hobiku membaca ini aneh sebenarnya karena aku jujur lebih suka membaca komik dibandingkan novel, tetapi anehnya banyak sekali novel di rumahku. Aku juga sering membaca buku-buku motivasi dan non-fiksi untuk tetap memberikan manfaat dan informasi untukku. Banyak sekali manfaat yang bisa diambil kalau kita rajin membaca buku, ya salah satunya adalah terlepas dari ketergantungan media sosial. Kalau kita menghabiskan waktu dengan membaca buku maka hidup kita akan lebih produktif daripada hanya berselancar di sosial media. 

Sepertinya sudah cukup untuk membicarakan hobi karena ya sepertinya aku terlalu lebay menyebut hobiku terlalu banyak padahal di kenyataan tidak sebanyak itu haha....

Read More

Hufff

 Beberapa kali ini aku merasa sangat emosional. Entah mengapa, aku merasa kalau hidupku ini tidak berguna. Aku merasa kalau tidak ada yang bisa aku lakukan selain hanya menyusahkan orang lain. Memamng kalau dipikir-pikir hidupku terasa sangat mudah. Lulusan smp dan sma favorit, masuk ke universitas dengan jalur undangan, masuk universitas dengan peringkat 5 besar di Indonesia. Tapi tetap saja, hidup memang penuh lika-liku. Berbagai cara aku lakukan agar aku mampu menjadi salah satu mahasiswa yang baik, seperti halnya mendaftar organisasi, mengajukan tulisan ke berbagai tempat, mengajukan foto ke berbagai tempat untuk diseleksi siapa tau fotoku bisa masuk ke majalah mereka, melakukan magang. Tapi sepertinya usahaku tidak ada yang berhasil. Aku juga tidak memiliki teman di manapun, aku merasa sepi dan tidak berguna. Kalau dipikir-pikir, apa salahku hingga sepertinya tidak ada yang mau menerimaku. Mungkin aku terlalu penutup? Tapi aku selalu mencoba untuk menjadi terbuka dan ceria, aku berusaha sangat keras untuk tidak menjadi orang yang murung dan bermasalah. Aku takut sekali bila masa depanku suram bila hal ini terus berlanjut, aku takut aku tidak bisa menghadapi orang-orang. Aku takut sekali.....

Read More

Mencintai Diri Sendiri

 Kalau dilihat-lihat dari kacamata pribadi, memang sangat sulit bila kita dipaksa untuk mencintai diri sendiri. Merasa kurang, tak berguna, berbeda sering kali diucapkan oleh seseorang yang tidak mencintai dirinya sendiri. Melihat kelebihan orang lain dan membandingkan kekurangan diri sendiri sepertinya sudah menjadi sebuah kebiasaan seseorang. Kalau dipikir-pikir bukankah hal tersebut tidak adil. Kamu melihat kelebihan orang tapi membandingkannya dengan kekurangan dirimu sendiri. Seharusnya bandingkan saja kelebihanmu dengan kelebihan orang lain, tapi rasa iri dan dengki pasti muncul lagi setelah mengetahui kelebihanmu tak sehebat kelebihan orang lain. Lalu maumu apa? Bukannya setiap manusia itu memiliki setidaknya satu kelebihan yang tidak bisa ditandingi oleh orang lain? Kamu mungkin tidak menyadari hal tersebut, tetapi kelebihan itu pasti ada dalam dirimu. Jangan merasa berkecil hati, rasa syukur yang bisa kamu berikan itu juga merupakan kelebihan. Tidak banyak bukan orang yang memiliki rasa syukur. Kalau kamu bersikap seolah-olah kamu tidak berguna, maka kalimat itu akan menjadi sebuah pedang untukmu. Kalau kamu saja menganggap kamu tidak berguna, apalagi orang lain. Maka, ubahlah pandangan hidupmu, cintai dirimu dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Manusia kan makhluk Tuhan dengan banyak kekurangan, yang membedakan manusia dengan manusia lain adalah caramu bersikap untuk menghadapi kekurangan-kekurangan itu. Love yourself first and then people's love will follow you. 

Read More